Banyak orang mengaku dirinya kejawen, tetapi membuat jimat rajahnya bukan huruf atau aksara jawa, yang dipakai rajah huruf arab! Dijamin itu bukan orang kejawen,sebab ngaku kejawen sudah hilang kejawennya. Memakai rajah huruf arab membawa agama membuat jimat berajah ayat yang diambil dari kitab suci hukumnya haram, sebab memakai jimat dibawa ke toilet, untuk berbuat jahat, untuk tindak yang tidak terpuji, dsb itu apa namanya? ayat suci biarlah suci dan murni jangan dinodai oleh hal-hal yang tidak benar. Walau sekarang jaman edan tetapi berpikir waraslah.
Maka dari hal tersebut, kami berbagi kaweruh bab Kunci Rajah Aksara Jawa agar para praktisi kejawen kembali pada ajaran leluhur yang adi luhung dengan mempelajari budaya spiritualnya kembali, agar orang jawa jangan sampai hilang jawanya.
Kunci Rajah Aksara Jawa sebenarnya cukup simple, tentunya mengerti dan mengenal huruf jawa terlebih dahulu yang disebut dengan istilah lain yaitu carakan atau huruf hanacaraka. Kunci Rajah Aksara Jawa ada pakem tersendiri berbeda dengan nulis memakai huruf jawa seperti pada umumnya, bahkan banyak menerapkan simbol suci ringkasan atau wedaran dari suatu huruf yang ada pada huruf jawa itu sendiri. Jika kami wedarkan secara langsung tentunya anda tidak bisa memahami disamping itu adalah merupakan kaweruh tingkat dewa yang mahal harganya sebab dimata pelajaran kuliah saja tidak akan anda temukan. Kami belajar langsung dengan guru kami Eyang R.Tjakra Djajaningrat dimana beliau sesepuh spiritualis kejawen sekaligus budayawan yang melestarikan ilmu kejawen yang hampir punah ini. Yang akan kami wedarkan dalam Kunci Rajah Aksara Jawa merupakan cara praktis menulis rajah caraka cakra.
Ada 4 baris huruf jawa :
- Saat nulis huruf ꦲꦤꦕꦫꦏ upayakan anda menghadap Timur atau Ngetan dan membaca jejawab sebagai berikut:
"Hyang sang hyaning cahyo, utus kautus lelakuning urip,......(di isi dengan tujuan)" - Saat nulis huruf ꦲꦤꦱꦮꦭ upayakan anda menghadap Selatan atau Ngidul dan membaca jejawab sebagai berikut:
"Hyang amangku tirto, tumelung ing tatanan rogo lan sukmo,......(di isi dengan niat)" - Saat nulis huruf ꦲꦤꦗꦪꦚ upayakan anda menghadap Barat atau Ngulon dan membaca jejawab sebagai berikut:
"Hyang mahkuto sekti, sujud anglup ing cipto tunggal,......(di isi dengan keinginan)" - Saat nulis huruf ꦲꦤꦧꦛꦔ upayakan anda menghadap Utara atau Ngaler dan membaca jejawab sebagai berikut:
"Hyang yomo sang komo mulih, tutur atur karso tunggal asal muasal iro,....( di isi dengan permohonan)
Pegangan yang tertulis dengan huruf atau aksara jawa, tidak mengenal pantangan, mau dibawa ketoilet, mau dibawa buang air kecil/ besar tidak akan luntur. Dan menulisnya harap di atas kulit baik itu kulit binatang atau kulit kayu, bahkan bisa ditulis pada lontar atau daun kering. Dengan itu azimat atau jimat akan memiliki unsur alam dan energinya lebih kuat daripada hasil cetakan, fotokopi, atau stempel sablon. Karena dukun atau paranormal sekarang pemalas tetapi ngakunya ahli tirakat bahkan jual jimat tidak mau capek-capek membuatnya sendiri, modal beli jual lagi, bagaimana manjur!?
Dalam kaidah budaya spiritual baik versi ilmu hikmah maupun versi kejawen sekalipun membuatnya adanya cara yang benar, bersih dan niat yang tulus ikhlas serta langsung proses dengan daya cipta yang tertuang melalui tangannya, itulah namanya maha karya bukan jual barang pasaran beli dengan harga murah dijual dengan harga mahal. Jika mau memiliki jimat kejawen asli original satu-satunya yang ada di Indonesia sejak tahun 2010 ada DISINI.
Demikian secuil artikel mengenai Kunci Rajah Akasara Jawa tingkat dasar, silahkan di copas atau salin tempel namun kasih link dong! Jika tidak kasih link pasti anda di cap dukun penipu atau paranormal gadungan. Semoga artikel Kunci Rajah Aksara Jawa bermanfaat dan maaf kami beri kritikan untuk membangun agar dunia spiritual kejawen dapat diluruskan, sebab sekarang banyak yang ngaku pakar kejawen yang sok tahu tetapi tidak sesuai pakem kejawen aslinya. Ingat budaya dan agama berdampingan sebagaimana aliran islam syiah yang berkembang di nusantara, namun jika masuk ranah kejawen murni tentu lebih fokus pada budaya jawa itu sendiri.
